Belajar Bahasa Indonesia Dasar

Belajar Bahasa Indonesia Dasar

J = Hota. Huruf "J" dibaca "H"

Bahasa Indonesia sudah mengalami 8 kali perubahan ejaan

Bahasa Indonesia sudah 8 kali mengalami perubahaan ejaan. Seperti dikutip dari Buku karya HERNITI, ENING (2019) SEJARAH EJAAN BAHASA INDONESIA (DARI MASA PEMERINTAHAN BELANDA HINGGA MASA PEMERINTAHAN JOKO WIDODO). DIVA Press, Yogyakarta. diungkapkan bahwa bahasa Indonesia sudah mengalami 8 kali revisi dalam ejaan seperti saat sebelum kemerdekaan, ejaan yang diberlakukan adalah Ejaan van Ophuijsen yang diresmikan pada 1900. Ejaan ini berlaku sampai dengan tahun 1947. Setelah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami enam kali perubahan ejaan, Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi (1947−1956), Ejaan Pembaharuan (1956−1961), Ejaan Melindo (1961−1967), Ejaan Baru/Lembaga Bahasa dan Kesusastraan (LBK) (1967−1972), Ejaan yang Disempurnakan (EYD) (1972−2015), dan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI) (2015 sampai sekarang).

Flora dan fauna Sapporo

Ada berbagai teori tentang asal-usul nama Sapporo. Teori yang terkenal mengatakan bahwa nama tersebut berasal dari bahasa Ainu ‘Sap-Poro’ (kering-luas). Namun, teori lain mengungkapkan bahwa nama tersebut berasal dari kata ‘Sari-Poro-Pe’ (rawa-luas-sungai) yang menggambarkan lembah hilir Sungai Toyohira. Hingga akhir era Edo (1603-1868), Sapporo adalah sebuah tempat berdagang dengan suku Ainu.

Pada tahun 1869, namanya diubah menjadi Hokkaido, dan Komisi Pembangunan Hokkaido dikirim untuk mulai membangun kantor pusat pemerintahan di Sapporo. Yoshitake Shima yang dianggap sebagai bapak perintis Hokkaido, dikisahkan pernah berdiri di perbukitan Maruyama untuk merencanakan pembangunan kota. Dirancang dan dibangun dengan meniru kota-kota lain seperti Kyoto, Sapporo pun kini dikenal dengan jalinan jalannya yang seperti garis-garis fungsional.

Setelah Tondenhei (tentara pembangun dan penjaga Hokkaido) bermukim, Sapporo pun menjadi sentra produksi kentang dan bawang bombai. Dengan pembangunan kereta serta perkembangan industri bir, tepung terigu, serta kertas, Sapporo tumbuh menjadi pusat politik dan ekonomi Hokkaido. Pada tahun 1970, penduduk Sapporo melampaui 1 juta jiwa. Pada tahun 1972, Sapporo diputuskan menjadi kota yang ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah di paling utara Jepang, dan menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Dingin Sapporo. Kini, Sapporo menjadi kota wisata yang menarik perhatian wisatawan mancanegara dengan berbagai atraksi dan ajang seperti Festival Salju Sapporo yang dimulai sejak 1950, Festival Soran Yosakoi yang diselenggarakan sejak 1992, dan Festival Seni Internasional Sapporo (SIAF) 2014.

Teori belajar behavioristik adalah sebuah teori yang dianut oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.[1] Beberapa ilmuwan yang termasuk pendiri dan penganut teori ini antara lain adalah Thorndike, Watson, Hull, Guthrie, dan Skinner. Penganut aliran behavioristik berkeyakinan bahwa setiap anak manusia lahir tanpa warisan kecerdasan, warisan bakat, warisan perasaan dan warisan yang bersifat abstrak lainnya. Semuanya itu timbul setelah manusia mengalami kontak dengan alam dan lingkungan sosial budayanya dalam proses pendidikan. Dan menurut mereka, segenap perilaku manusia itu bisa dipelajari dan dibentuk oleh lingkungannya. Maka individu akan menjadi pintar, terampil, dan mempunyai sifat abstrak lainnya tergantung pada apakah dan bagaimana ia belajar dengan lingkungannya.[2]

Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000:143). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada pebelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pebelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pebelajar (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.

Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka respon juga semakin kuat.

Beberapa prinsip dalam teori belajar behavioristik, meliputi:

(Gage, Berliner, 1984).

Menurut Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indra. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan belajar dapat berwujud konkret, yaitu yang dapat diamati, atau tidak konkret yaitu yang tidak dapat diamati. Meskipun aliran behaviorisme sangat mengutamakan pengukuran, tetapi tidak dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat diamati. Teori Thorndike ini disebut pula dengan teori koneksionisme (Slavin, 2000).

Ada tiga hukum belajar yang utama, menurut Thorndike yakni (1) hukum efek; (2) hukum latihan dan (3) hukum kesiapan (Bell, Gredler, 1991). Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat memperkuat respon

Artikel atau sebagian dari artikel ini mungkin diterjemahkan dari

, karena bagian yang diterjemahkan masih perlu diperhalus dan disempurnakan. Jika Anda menguasai bahasa aslinya, harap pertimbangkan untuk menelusuri referensinya dan menyempurnakan terjemahan ini. Anda juga dapat ikut bergotong royong pada

Watson mendefinisikan belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat diamati (observable) dan dapat diukur. Jadi walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, tetapi dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati. Watson adalah seorang behavioris murni, karena kajiannya tentang belajar disejajarkan dengan ilmu-ilmu lain seperi Fisika atau Biologi yang sangat berorientasi pada pengalaman empirik semata, yaitu sejauh mana dapat diamati dan diukur.

Clark Hull juga menggunakan variabel hubungan antara stimulus dan respon untuk menjelaskan pengertian belajar. Namun dia sangat terpengaruh oleh teori evolusi Charles Darwin. Bagi Hull, seperti halnya teori evolusi, semua fungsi tingkah laku bermanfaat terutama untuk menjaga agar organisme tetap bertahan hidup. Oleh sebab itu Hull mengatakan kebutuhan biologis (drive) dan pemuasan kebutuhan biologis (drive reduction) adalah penting dan menempati posisi sentral dalam seluruh kegiatan manusia, sehingga stimulus (stimulus dorongan) dalam belajarpun hampir selalu dikaitkan dengan kebutuhan biologis, walaupun respon yang akan muncul mungkin dapat berwujud macam-macam. Penguatan tingkah laku juga masuk dalam teori ini, tetapi juga dikaitkan dengan kondisi biologis (Bell, Gredler, 1991).

Asas belajar Guthrie yang utama adalah hukum kontiguiti. Yaitu gabungan stimulus-stimulus yang disertai suatu gerakan, pada waktu timbul kembali cenderung akan diikuti oleh gerakan yang sama (Bell, Gredler, 1991). Guthrie juga menggunakan variabel hubungan stimulus dan respon untuk menjelaskan terjadinya proses belajar. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi. Penguatan sekadar hanya melindungi hasil belajar yang baru agar tidak hilang dengan jalan mencegah perolehan respon yang baru. Hubungan antara stimulus dan respon bersifat sementara, oleh karena dalam kegiatan belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberi stimulus agar hubungan stimulus dan respon bersifat lebih kuat dan menetap. Guthrie juga percaya bahwa hukuman (punishment) memegang peranan penting dalam proses belajar. Hukuman yang diberikan pada saat yang tepat akan mampu mengubah tingkah laku seseorang.

Saran utama dari teori ini adalah guru harus dapat mengasosiasi stimulus respon secara tepat. Pebelajar harus dibimbing melakukan apa yang harus dipelajari. Dalam mengelola kelas guru tidak boleh memberikan tugas yang mungkin diabaikan oleh anak (Bell, Gredler, 1991).

Konsep-konsep yang dikemukanan Skinner tentang belajar lebih mengungguli konsep para tokoh sebelumnya. Ia mampu menjelaskan konsep belajar secara sederhana, tetapi lebih komprehensif. Menurut Skinner hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dengan lingkungannya, yang kemudian menimbulkan perubahan tingkah laku, tidaklah sesederhana yang dikemukakan oleh tokoh tokoh sebelumnya. Menurutnya respon yang diterima seseorang tidak sesederhana itu, karena stimulus-stimulus yang diberikan akan saling berinteraksi dan interaksi antar stimulus itu akan memengaruhi respon yang dihasilkan. Respon yang diberikan ini memiliki konsekuensi-konsekuensi. Konsekuensi-konsekuensi inilah yang nantinya memengaruhi munculnya perilaku (Slavin, 2000). Oleh karena itu dalam memahami tingkah laku seseorang secara benar harus memahami hubungan antara stimulus yang satu dengan lainnya, serta memahami konsep yang mungkin dimunculkan dan berbagai konsekuensi yang mungkin timbul akibat respon tersebut. Skinner juga mengemukakan bahwa dengan menggunakan perubahan-perubahan mental sebagai alat untuk menjelaskan tingkah laku hanya akan menambah rumitnya masalah. Sebab setiap alat yang digunakan perlu penjelasan lagi, demikian seterusnya.

Kaum behavioris menjelaskan bahwa belajar sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dimana reinforcement dan punishment menjadi stimulus untuk merangsang pebelajar dalam berperilaku. Pendidik yang masih menggunakan kerangka behavioristik biasanya merencanakan kurikulum dengan menyusun isi pengetahuan menjadi bagian-bagian kecil yang ditandai dengan suatu keterampilan tertentu. Kemudian, bagian-bagian tersebut disusun secara hierarki, dari yang sederhana sampai yang komplek (Paul, 1997).

Pandangan teori behavioristik telah cukup lama dianut oleh para pendidik. Namun dari semua teori yang ada, teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Program-program pembelajaran seperti Teaching Machine, Pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respons serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang dikemukakan Skiner.

Teori behavioristik banyak dikritik karena sering kali tidak mampu menjelaskan situasi belajar yang kompleks, sebab banyak variabel atau hal-hal yang berkaitan dengan pendidikan dan/atau belajar yang dapat diubah menjadi sekadar hubungan stimulus dan respon. Teori ini tidak mampu menjelaskan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam hubungan stimulus dan respon.

Pandangan behavioristik juga kurang dapat menjelaskan adanya variasi tingkat emosi pebelajar, walaupun mereka memiliki pengalaman penguatan yang sama. Pandangan ini tidak dapat menjelaskan mengapa dua anak yang mempunyai kemampuan dan pengalaman penguatan yang relatif sama, ternyata perilakunya terhadap suatu pelajaran berbeda, juga dalam memilih tugas sangat berbeda tingkat kesulitannya. Pandangan behavioristik hanya mengakui adanya stimulus dan respon yang dapat diamati. Mereka tidak memperhatikan adanya pengaruh pikiran atau perasaan yang mempertemukan unsur-unsur yang diamati tersebut.

Teori behavioristik juga cenderung mengarahkan pebelajar untuk berpikir linier, konvergen, tidak kreatif dan tidak produktif. Pandangan teori ini bahwa belajar merupakan proses pembentukan atau shaping, yaitu membawa pebelajar menuju atau mencapai target tertentu, sehingga menjadikan peserta didik tidak bebas berkreasi dan berimajinasi. Padahal banyak faktor yang memengaruhi proses belajar, proses belajar tidak sekadar pembentukan atau shaping.

Skinner dan tokoh-tokoh lain pendukung teori behavioristik memang tidak menganjurkan digunakannya hukuman dalam kegiatan pembelajaran. Namun apa yang mereka sebut dengan penguat negatif (negative reinforcement) cenderung membatasi pebelajar untuk berpikir dan berimajinasi.

Menurut Guthrie hukuman memegang peranan penting dalam proses belajar. Namun ada beberapa alasan mengapa Skinner tidak sependapat dengan Guthrie, yaitu:

Skinner lebih percaya kepada apa yang disebut sebagai penguat negatif. Penguat negatif tidak sama dengan hukuman. Ketidaksamaannya terletak pada bila hukuman harus diberikan (sebagai stimulus) agar respon yang muncul berbeda dengan respon yang sudah ada, sedangkan penguat negatif (sebagai stimulus) harus dikurangi agar respon yang sama menjadi semakin kuat. Misalnya, seorang pebelajar perlu dihukum karena melakukan kesalahan. Jika pebelajar tersebut masih saja melakukan kesalahan, maka hukuman harus ditambahkan. Tetapi jika sesuatu tidak mengenakkan pebelajar (sehingga ia melakukan kesalahan) dikurangi (bukan malah ditambah) dan pengurangan ini mendorong pebelajar untuk memperbaiki kesalahannya, maka inilah yang disebut penguatan negatif. Lawan dari penguatan negatif adalah penguatan positif (positive reinforcement). Keduanya bertujuan untuk memperkuat respon. Namun bedanya adalah penguat positif menambah, sedangkan penguat negatif adalah mengurangi agar memperkuat respons.

Mengapa Kita Harus Belajar Bahasa Indonesia

Huruf abjad atau alfabet adalah susunan huruf yang lazim digunakan. Dalam bahasa Indonesia, kita mengenal 26 abjad yang telah diatur dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD) Edisi V, menggantikan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI) yang digunakan hingga 2022.

Huruf alfabet berfungsi sebagai sarana kebahasaan, baik itu ragam lisan yang dilafalkan dan ragam tulis yang diejakan. Salah satu contoh penggunaannya mudah kamu temui pada ragam tulis misalnya pada papan reklame, chat, surat kabar, buku, dan banyak lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dirangkum dari berbagai sumber, berikut penjelasan tentang pengertian huruf-huruf abjad, jenis-jenis, dan penggunaan hurufnya.

Belajar menekan senar secara benar dan presisi

Sebelum memainkan kunci dasar, Anda perlu menguasai teknik menekan senar gitar secara benar dan presisi sehingga senar yang ditekan menghasilkan suara yang clean. Cara menekan senar pada fret gitar bagi seorang pemula tidaklah mudah.

Kebanyakan dari orang yang belajar bermain gitar mengalami kesulitan seperti pada saat menekan senar nomor 5, maka senar nomor 4 tersentuh sehingga tidak menghasilkan bunyi. Hal ini tentunya menjadikan suara kunci gitar terdengar fals.

Tips Belajar Menghafal Kunci Dasar Gitar dengan Cepat

Untuk bisa memainkan alat musik petik ini tentunya Anda harus menghafal kunci dasar gitar, sehingga pada saat perpindahan nada bisa langsung dilakukan pergantian kunci gitar secara cepat dan benar.

Berikut kami berikan beberapa tips yang efektif dan efisien untuk menghafalkan kunci dasar bermain gitar dengan cepat dan tepat.

Gitar Elektro–Akustik

Jenis gitar ini merupakan gitar akustik yang dilengkapi dengan perangkat spull sehingga bisa digunakan untuk menghasilkan suara keras dengan bantuan amplifier. Gitar elektro–akustik ini dirancang dengan jack untuk menghubungkannya dengan kontrol. Adanya control ini membuat Anda bisa menyesuaikan volume, EQ, memasukkan baterai, dan terkadang dilengkapi tuner bawaan.

Penggunaan jenis gitar tentunya bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Alat musik petik ini meskipun berbeda jenis namun cara memainkannya tetap sama. Menggunakan kunci dasar gitar yang sama pula dengan berbagai pengembangannya untuk setiap nada yang dinaikkan atau diturunkan.

Suara sebuah gitar selain bergantung pada bentuk dan tabungnya, juga dipengaruhi oleh senar gitar yang digunakannya. Ada beberapa macam dan jenis senar gitar yang bisa dipakai sesuai kebutuhan.

Cetak gambar atau bentuk kunci gitar

Jika Anda belajar secara mandiri, maka akan lebih baik jika Anda mencetak gambar atau bentuk kunci gitar sehingga mudah dilihat dan dipahami. Anda bisa mulai mencoba mengenal dan menghafal sebelum praktik dengan alat musik gitar.

Kenali bentuk – bentuk kunci dasar

Bagi seorang pemula, bentuk kunci dasar gitar ini memanglah rumit.namun jika Anda telah belajar teori sebelumnya, Anda akan menganggap ini sebagai tantangan yang harus dikuasai dan dihafalkan. Bentuk–bentuk kunci atau chord dasar gitar sangat simple jika dibandingkan dengan pengembangan dari kunci dasar tersebut. Anda hanya perlu mengenali dan memahami secara sederhana kunci dasar untuk bisa muai mempraktikkannya.

Teknik – Teknik Bermain Gitar Dengan Kunci Dasar Gitar yang Tepat

Bermain gitar dengan kunci dasar gitar yang tepat tentunya akan menghasilkan suara dan melodi yang indah. Ada banyak teknik yang bisa digunakan untuk memainkan alat musik petik ini, antara lain sebagai berikut.

Teknik bermain gitar ini sangat mudah dilakukan. Anda hanya tinggal memetik senar menggunakan alat bantu yang biasa disebut Pick. Pick umumnya terbuat dari plastik, nylon bahkan karet. Teknik picking juga sangatlah beragam, mulai dari alternate picking, economic picking sampai harmonic picking.

Teknik ini merupakan cara membunyikan senar gitar dengan memetik dua atau lebih senar secara bersamaan. Menghasilkan suara yang khas dengan nada dan harmoni tertentu. Teknik strumming dalam setiap genre musik berbeda. Untuk dapat memainkan teknik dengan kunci dasar gitar yang pas, tentunya Anda harus lebih banyak berlatih sehingga permainan menghasilkan suara yang clean.

Bermain kunci dasar gitar dengan teknik ini bisa menghasilkan dua nada sekaligus yaitu nada rendah dan nada tinggi. Caranya dengan menekan nada awal, kemudian menekan nada yang yang lebih tinggi hanya satu kali petik.

Permainan gitar dengan teknik pull off cukup mudah, yaitu memainkan dua nada (atau lebih) mulai dari nada tinggi ke nada yang lebih rendah dengan satu kali petik.

Teknik ini umumnya digunakan untuk memainkan melodi. Bagi seorang pemula, tentunya teknik tapping cukup sulit karena harus mendapatkan melodi yang pas secara tepat. Teknik tapping pada dasarnya sama dengan hammer on, namun pada teknik tapping kedua jari kanan dan kiri harus sama-sama melakukan teknik hammer on.

Teknik bending ini banyak digunakan oleh para musisi blues. Dimainkan dengan cara menaikkan nada dengan mengangkat atau menarik senar yang kita petik.

Permainan gitar ini adalah untuk mendapatkan melodi dengan suara tinggi. Banyak dimainkan pada genre musik rock dengan suara lengkingan yang cukup tinggi.

Demikian wawasan mengenai tehnik belajar gitar mulai dari mempelajari chord mayor dan minor sampai kalian benar-benar paham.

Kota paling utara yang ditetapkan berdasarkan peraturan pemerintah di Jepang. Populasinya adalah yang terbesar ke-4 di Jepang. (Pada tanggal 1 Januari 2024)

Seluas kurang dari dua kali luas total 23 distrik khusus Tokyo, atau hampir seluas Hong Kong.

Kurang lebih 1.9 juta orang tinggal di kota ini, yang mengalami rata-rata 500 cm salju setiap tahun. Musim panas di Sapporo tidak disertai musim hujan dan hanya disertai sedikit pengaruh topan. Sumber air tersedia melimpah berkat salju yang tersisa di pegunungan hingga musim panas berguna sebagai penyimpan cadangan air. Pada bulan Juni-Agustus, suhu udara rata-rata lebih dari 20°C, namun dengan kelembapan udara rendah, udara terasa nyaman dan sejuk pada pagi dan petang hari.

*Tingkat rata-rata dari tahun 1991 hingga 2020. Sumber: Kementerian Pertanahan, Infrastruktur, Transportasi dan Pariwisata, Badan Meteorologi Jepang / Sapporo Weather Net

Pahami Urutan Nada Senar Untuk Lebih Menguasai Kunci Dasar Gitar

Untuk lebih menguasai kunci dasar gitar, Anda perlu memahami komponen sumber suara dari alat musik petik ini. Dirancang dengan mengandalkan sejumlah senar untuk menghasilkan getaran dengan nama tertentu. Ada 6 jenis senar yang memiliki ukuran berbeda dan memiliki nada dasar yang berbeda pula.

Terdapat 6 buah senar pada gitar, jika diurutkan dari atas maka urutan nada dasarnya adalah E (tinggi), A, D, G, B dan E (rendah). Masing–masing dari senar gitar ini menghasilkan nama yang berbeda menurut susunan dan ukuran senarnya. Terdiri dari tiga senar bass untuk senar nomor 6, 5 dan 4, serta tiga senar solo untuk senar nomor 3, 2 dan 1.